Sejarah awal berdirinya jathilan Turonggo Mudho Manunggal awalnya rintisan dari Satrio Piningit, Wawan Sukapres dan Jebrik Sudengkek sekitar setahun yang lalu. Tapi sampai saat ini yang masih berperan aktif tinggal Satrio Piningit karena yang dua orang meninggal akibat bencana merapi dan jasadnya sampai saat ini masih belum diketemukan.Mudah-mudahan pauyuban ini tetap mekar dan abadi seperti maksud dan tujuan kami mendirikanya.
Kebudayaan harus kita pertahankan dan kita uri-uri agar tetap lestari dan ngremboko. Kebudayaan jawa yang terkenal yang "Adiluhung" itu kita wariskan dari generasi ke generasi supaya tetap lestari. Mendidik jiwa seni yang dapat menjiwai, mendidik mental baja dengan menyalurkan lewat kesenian dan membuat jiwa kekeluargaan yang sangat tinggi. Jathilan Turonggo Mudho Manunggal berdiri di dusun Dampit, Ngemplakseneng, Manisrenggo, klaten, Jawa Tengah 57485. Dan beranggotakan dari dusun Dampit dan Gulangan, Ngemplakseneng
dengan jumlah 60 orang meliputi anak-anak, remaja putra/putri dan orang tua.
Paguyuban ini disesepuhi atau dipimpin oleh bapak Mukiman dan bapak Surono beserta pengurusnya yang meliputi dua desa tersebut. Adapun para pembimbing dan penasehat didalam paguyuban ini yaitu Kyai Mento Wiyono, Kyai Sugeng Lor Jaratan dan Kyai Kemis Mangun Sukimo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar